Kamis, 12 Februari 2009

bila jatuh cinta

Bila Aku Jatuh Cinta

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh


Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu



sebab....

Cinta itu bunga; bunga yang tumbuh mekar dalam taman hati kita. Taman itu adalah kebenaran. Apa yang dengan kuat menumbuhkan, mengembangkan dan memekarkan bunga itu adalah air; air dan matahari. Air dan matahari adalah kebaikan. Air memberinya kesejukan dan ketenangan, tapi matahari memberinya gelora kehidupan. Cinta, dengan begitu, merupakan dinamika yang bergulir secara sadar di atas latar wadah perasaan kita. Maka begitulah seharusnya kita mencintai; menyejukkan, menenangkan, namun juga menggelorakan. Dan semua makna itu terangkum dalam kata "menghidupkan".

Jika kita ingin mencintai dengan kuat, maka kita harus mampu memperhatikan dengan baik, menerimanya apa adanya dengan tulus, lalu berusaha mengembangkannya semaksimal mungkin, kemudian merawat dan menjaganya dengan sabar. Itulah rangkaian kerja besar para pecinta; pengenalan, penerimaan, pengembangan, dan perawatan.

Pengenalan yang baik harus disertai dengan penerimaan yang utuh. Kita harus menerimanya apa adanya. Yang sering menghambat dalam penerimaan total itu adalah pengenalan yang tidak utuh atau obsesi yang berlebihan terhadap fisik. Kita tIdak akan pernah dapat mencintai seseorang secara kuat dan dalam kecuali jika kita dapat menerimanya apa adanya. Dan ini tidak selalu berarti bahwa kita menyukai kekuarangan dan kelemahannya. Ini lebih berarti bahwa kelemahan dan kekurangan itu bukan kondisi akhir dari kepribadiannya, dan selalu ada peluang untuk berubah dan berkembang.

Penerimaan positif itulah yang mengantar kita kepada kerja mencintai selanjutnya: pengembangan. Pada mulanya, seorang wanita itu adalah kuncup yang tertutup. Ketika ia memasuki rumahmu, memasuki wilayah kekuasaanmu, menjadi istrimu, menjadi ibu anak2mu; kamulah yang bertugas membuka kelopak kuncup itu, meniupnya perlahan, agar ia mekar jadi bunga. Kamu yang harus menyirami bunga itu dengan air kebaikan, membuka pintu hatimu baginya, agar ia dapat menikmati cahaya matahari yang akan memberinya gelora kehidupan. Hanya dengan kebaikanlah bunga2 cinta bersemi, dan ungkapan "aku Cinta Kamu" boleh jadi akan kehilangan makna ketika ia dikelilingi perlakuan yang tidak simpatik.

Apa yang harus kau berikan kepada istrimu adalah peluang untuk berkembang, keberanian menyaksikan perkembangannya tanpa harus merasa bahwa superioritasmu terganggu. Ini tidak berarti kau harus memberi semua yang ia senangi, tapi berikanlah apa yang ia butuhkan.

0 komentar: